Kesehatan

Hipertensi Ancam Usia Produktif? Cek Faktanya!

Selvi - Thursday, 02 October 2025 | 11:48 AM

Background
Hipertensi Ancam Usia Produktif? Cek Faktanya!

 

INFOKBB.ID - Pernah nggak sih, lagi asyik nongkrong bareng teman, tiba-tiba ada obrolan soal tensi yang lagi naik? Atau pas lagi makan enak, langsung kepikiran, "Duh, ini aman nggak ya buat darah tinggi?" Kalau iya, berarti kita satu geng. Darah tinggi, atau hipertensi, memang bukan lagi "penyakit orang tua" semata. Gaya hidup serba instan dan tuntutan sehari-hari bikin kondisi ini jadi akrab banget sama kita yang masih produktif, bahkan sama yang masih muda belia.

Dulu, mungkin kita mikir, "Ah, paling cuma pusing dikit." Tapi jangan salah, kawan. Darah tinggi ini ibarat musuh dalam selimut. Diam-diam dia bisa jadi pemicu masalah kesehatan yang lebih serius, mulai dari serangan jantung, stroke, sampai gagal ginjal. Ngeri, kan? Makanya, penting banget buat kita sadar dan mulai pilah-pilih apa yang masuk ke dalam tubuh. Bukan berarti hidup jadi hambar tanpa rasa, tapi lebih ke arah "pintar-pintar milih medan perang," biar badan tetap prima dan bisa terus nge-gas menjalani hidup.

Nah, biar nggak bingung lagi, yuk kita bedah satu per satu makanan-makanan yang sering jadi "biang kerok" dan wajib diwaspadai sama penderita darah tinggi. Siap-siap bikin daftar belanjaan baru!

1. Garam: Si Musuh Bebuyutan Utama

Ini nih, juaranya di kategori "harus dihindari". Garam atau natrium memang jadi bumbu wajib hampir di setiap masakan. Rasanya? Wah, bikin nagih! Tapi buat yang punya darah tinggi, garam itu ibarat bensin yang disiram ke api. Konsumsi natrium berlebihan bisa bikin tubuh menahan lebih banyak cairan, yang ujung-ujungnya meningkatkan tekanan darah. Efeknya nggak main-main, lho. Jantung jadi kerja lebih keras, pembuluh darah juga tertekan.

Coba deh, perhatikan masakan sehari-hari kita. Nggak cuma yang asin gurih kayak keripik atau ikan asin, tapi juga di bumbu instan, saus-sausan (kecap, saus tomat, saus sambal), bahkan roti tawar pun ada kandungan natriumnya. PR banget memang. Kuncinya adalah membiasakan diri mengurangi takaran garam sedikit demi sedikit. Lama-lama lidah kita akan terbiasa kok sama rasa yang lebih "polos." Gunakan rempah-rempah alami seperti bawang putih, jahe, kunyit, atau merica untuk menambah cita rasa.

2. Makanan Olahan dan Kemasan: Jebakan Batman Tersembunyi

Siapa sih yang nggak suka praktis? Di zaman serba cepat ini, makanan olahan dan kemasan jadi penyelamat kala lapar melanda tapi waktu mepet. Sosis, nugget, bakso instan, mi instan, kornet, makanan kaleng, keju olahan... list-nya panjang banget. Rasanya enak, tinggal hap, beres! Tapi, di balik kepraktisannya, makanan jenis ini seringkali jadi "jebakan Batman" buat penderita darah tinggi.

Kenapa? Karena mayoritas makanan olahan ini punya kandungan natrium yang tinggi banget sebagai pengawet dan penambah rasa. Belum lagi tambahan gula, lemak jenuh, dan bahan kimia lain yang bikin rasanya "nendang" tapi nggak ramah buat kesehatan jantung dan pembuluh darah. Coba deh, sekali-kali luangkan waktu baca label nutrisi di belakang kemasan. Anda mungkin bakal kaget melihat angka natrium yang tertera. Jadi, kalau bisa, hindari atau setidaknya batasi banget konsumsinya, ya.

3. Gorengan dan Makanan Berlemak Jenuh/Trans: Primadona yang Menjebak

Ah, gorengan. Siapa yang bisa menolak kriuknya tempe mendoan, bakwan, atau tahu isi panas-panas? Atau ayam goreng renyah yang bikin lidah bergoyang? Kita semua tahu kalau makanan berlemak itu kurang baik, tapi rasanya emang bikin nagih! Sayangnya, makanan yang digoreng, apalagi dengan minyak berulang kali pakai, atau makanan yang tinggi lemak jenuh dan trans (seperti mentega, margarin, makanan cepat saji, kue-kue, keripik kemasan), adalah pantangan berat buat penderita darah tinggi.

Lemak jenuh dan trans ini bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam darah. Kalau kolesterol jahat ini menumpuk, dia akan membentuk plak di dinding pembuluh darah, bikin pembuluh darah jadi kaku dan menyempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, dan tekanan darah pun ikut naik. Ujung-ujungnya, risiko penyakit jantung dan stroke juga meningkat. Duh, dilema kan? Ganti cara masak jadi direbus, dikukus, dipanggang, atau ditumis dengan sedikit minyak zaitun akan jauh lebih baik.

4. Gula Berlebih dan Minuman Manis: Manisnya Cuma di Awal

Seringkali kita cuma fokus ke garam, tapi lupa kalau gula juga punya andil lho dalam urusan darah tinggi. Konsumsi gula berlebih, terutama gula tambahan di minuman kemasan, soda, jus buah kemasan (yang seringnya gula doang), kue, dan makanan manis lainnya, bisa bikin berat badan naik. Nah, obesitas ini salah satu faktor risiko utama darah tinggi. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi gula tinggi dengan peningkatan tekanan darah, terlepas dari berat badan.

Ditambah lagi, gula berlebih bisa memicu peradangan dalam tubuh dan mengganggu metabolisme. Nggak mau kan, manisnya cuma di lidah tapi berujung pahit di kemudian hari? Lebih baik pilih air putih, teh tawar, atau buah-buahan segar sebagai camilan manis alami.

5. Daging Merah Berlebihan dan Daging Olahan: Yang Praktis, Belum Tentu Sehat

Sate, steak, rendang... Daging merah memang menggoda selera dan kaya protein. Tapi buat penderita darah tinggi, konsumsi daging merah, apalagi dalam porsi besar dan sering, perlu diperhatikan. Kenapa? Daging merah, terutama bagian yang berlemak, tinggi akan lemak jenuh. Balik lagi ke poin lemak, lemak jenuh ini bisa meningkatkan kolesterol dan mempersempit pembuluh darah.

Apalagi kalau sudah masuk kategori daging olahan seperti bacon, sosis, ham, atau kornet. Selain tinggi lemak jenuh, kandungan natrium dan pengawetnya juga melimpah ruah. Mengurangi porsi daging merah dan menggantinya dengan sumber protein lain seperti ikan (terutama ikan berlemak sehat seperti salmon atau tuna), ayam tanpa kulit, tahu, tempe, atau kacang-kacangan bisa jadi pilihan yang lebih bijak.

6. Kafein dan Alkohol (dalam jumlah besar): Dua Sisi Mata Uang

Kopi adalah ritual pagi sebagian besar dari kita. Secangkir kopi bisa bikin mata melek dan semangat kerja. Begitu juga dengan alkohol, kadang dianggap sebagai bagian dari relaksasi. Namun, untuk penderita darah tinggi, konsumsi kafein dan alkohol perlu ekstra hati-hati. Kafein bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara pada beberapa orang, terutama yang sensitif atau yang tidak terbiasa.

Sementara itu, konsumsi alkohol berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah secara signifikan dan merusak pembuluh darah dalam jangka panjang. Bukan berarti harus pantang total, tapi moderasi adalah kuncinya. Secangkir kopi sehari mungkin masih oke untuk sebagian orang, tapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda. Untuk alkohol, jika Anda minum, batasi sesuai rekomendasi kesehatan, atau lebih baik lagi, hindari sama sekali jika memungkinkan.

Bukan Berarti Hidup Jadi Hambar, Tapi Lebih Berhati-hati

Melihat daftar di atas, mungkin Anda merasa, "Wah, jadi nggak bisa makan apa-apa dong?" Eits, jangan pesimis dulu! Ini semua bukan larangan keras yang bikin hidup jadi hambar. Ini lebih ke arah ajakan untuk lebih berhati-hati, lebih sadar akan apa yang kita konsumsi, dan pintar-pintar mencari alternatif yang lebih sehat.

Banyak kok makanan enak yang ramah darah tinggi. Buah-buahan segar, sayuran hijau, biji-bijian utuh, ikan, daging tanpa lemak, dan rempah-rempah alami bisa jadi pilihan yang nggak kalah lezat. Mulailah dari langkah kecil, seperti mengurangi satu sendok teh garam, mengganti camilan gorengan dengan buah, atau minum air putih lebih banyak. Konsisten adalah kunci.

Ingat, kesehatan itu investasi jangka panjang. Dengan memilih makanan yang tepat, Anda bukan cuma menjaga tekanan darah tetap stabil, tapi juga berinvestasi pada kualitas hidup yang lebih baik, lebih bugar, dan jauh dari bayang-bayang penyakit berbahaya. Yuk, sayangi jantung dan pembuluh darahmu, karena mereka adalah aset paling berharga yang kita punya!***