News

Hari ini Tanggal 29 Agustus, DPR RI Memperingati Hari Ulang Tahun ke-80

Azis - Friday, 29 August 2025 | 09:59 AM

Background
Hari ini Tanggal 29 Agustus, DPR RI Memperingati Hari Ulang Tahun ke-80

 

INFOKBB.ID - Tanggal 29 Agustus diperingati hari ulang tahun (HUT) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Mungkin di benak sebagian besar kita, DPR itu identik dengan drama interupsi, rapat-rapat yang panjang, atau deretan anggota dewan dengan berbagai macam gesturnya. Tapi, di balik semua citra yang kadang kocak, kadang juga bikin geregetan itu, ada sebuah perjalanan sejarah yang nggak boleh dilupakan. Delapan dekade, itu berarti lembaga ini telah melewati berbagai rezim, menghadapi gejolak politik, sampai merayakan suka duka kemajuan bangsa. Mari kita sedikit menengok ke belakang, menelusuri jejak langkah "wakil rakyat" dari masa ke masa.

Cikal Bakal di Tengah Hiruk Pikuk Kemerdekaan

Mari kita mundur sejenak ke tahun 1945, di tengah euforia kemerdekaan yang baru seumur jagung. Waktu itu, namanya belum DPR RI seperti sekarang, tapi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Bayangkan, di tengah gegap gempita revolusi fisik, para founding fathers kita udah mikirin pentingnya lembaga perwakilan. Mereka sadar betul, negara yang merdeka itu butuh suara rakyat, bukan cuma dari satu dua orang saja. Konsep demokrasi sudah menjadi DNA bangsa ini sejak awal.

KNIP inilah cikal bakal DPR RI, yang perannya krusial banget dalam mengawal transisi dari penjajahan menuju negara berdaulat. Tugasnya berat, mulai dari menetapkan undang-undang dasar sementara, ikut membantu presiden mengurus negara yang masih meraba-raba jalannya sendiri, sampai jadi garda terdepan menyuarakan kedaulatan di tengah gempuran agresi militer. Jadi, kalau ada yang bilang DPR itu cuma duduk-duduk di kursi empuk, coba deh kita ingat lagi, betapa berat perjuangan para pendahulu mereka di era awal kemerdekaan.

Evolusi dan Segudang Kisah dari Senayan

Seiring waktu, KNIP bertransformasi, berubah nama, berubah bentuk, menyesuaikan dengan dinamika politik yang nggak pernah statis di negeri ini. Dari era Orde Lama yang penuh gejolak, Orde Baru dengan segala kekuatannya yang sentralistik, sampai akhirnya Reformasi yang membuka keran demokrasi selebar-lebarnya. Di setiap babak itu, DPR selalu ada, menjadi salah satu pilar penting dalam sistem ketatanegaraan kita. Gedung megah di Senayan itu, dengan arsitektur kura-kura yang ikonik, seolah menjadi saksi bisu setiap pergantian zaman dan setiap kebijakan penting yang lahir.

Tapi, jujur saja, di mata publik, citra DPR itu kadang suka panas dingin. Di satu sisi, kita tahu bahwa ini adalah rumahnya demokrasi, tempat di mana suara kita diwakilkan. Di sisi lain, nggak jarang juga kita mendengar kabar miring, mulai dari isu korupsi, drama interupsi yang nggak ada ujungnya, sampai polemik kebijakan yang bikin kening berkerut. Nggak heran kalau DPR sering jadi bulan-bulanan kritik, baik di media massa, media sosial, bahkan di warung kopi. Ibarat artis papan atas, setiap gerak-gerik mereka selalu jadi sorotan, dan komentar pedas seringkali nggak terhindarkan.

Kursi empuk di Senayan itu, ibarat magnet. Kadang menarik harapan, kadang juga jadi sasaran kritik pedas. Ini bukan rahasia umum lagi, kan? Media sosial sering jadi ajang ‘curhat’ rakyat tentang kinerja wakilnya. Mulai dari meme lucu sampai tagar yang bikin kuping panas. Tapi, terlepas dari segala riuhnya, kita juga nggak bisa menafikan bahwa DPR punya peran vital. Bayangkan kalau nggak ada lembaga yang mengawasi pemerintah, membahas anggaran negara, atau merumuskan undang-undang. Bisa-bisa negara kita jalan sendiri tanpa rem dan gas yang jelas, dan kekuasaan bisa menjadi terlalu absolut.

Tiga Fungsi Sakti: Legislasi, Anggaran, Pengawasan

Secara konstitusional, DPR punya tiga fungsi utama yang sering disebut sebagai ‘trilogi sakti’: legislasi, anggaran, dan pengawasan. Ini bukan cuma deretan kata keren di buku pelajaran PPKn, tapi jantung dari kerja-kerja DPR.

  • Legislasi: Ini berarti mereka yang membentuk undang-undang. Prosesnya panjang, lho. Bukan cuma tentang ketok palu, tapi melibatkan kajian mendalam, dengar pendapat dengan para ahli dan masyarakat, sampai debat sengit di ruang rapat. Dari undang-undang tentang pendidikan sampai pajak, semua diracik di sana.
  • Anggaran: Fungsi ini juga krusial. Mereka ikut menentukan ke mana uang pajak kita, uang negara, akan dialirkan. Pendidikan? Kesehatan? Infrastruktur? Pertahanan? Semua ada di meja mereka. Anggaran negara itu ibarat peta jalan keuangan kita, dan DPR punya peran besar dalam menyusunnya agar tepat sasaran.
  • Pengawasan: Dan yang terakhir, pengawasan. Ini peran vital untuk memastikan pemerintah nggak jalan sendirian, nggak salah arah, dan amanah dalam menjalankan tugasnya. Ibarat wasit di pertandingan sepak bola, DPR mengawasi jalannya pemerintahan agar tetap sesuai aturan main dan demi kepentingan rakyat.

Ketiga fungsi ini saling terkait dan menjadi fondasi penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan menjamin akuntabilitas pemerintahan. Tanpa DPR yang menjalankan fungsinya dengan baik, sistem demokrasi kita bisa pincang.

PR Besar di Usia ke-80: Relevansi dan Kepercayaan Publik

Di usia ke-80 ini, tentu PR besar DPR bukan cuma soal citra, tapi juga tentang relevansi. Di era digital dan serba cepat ini, tuntutan transparansi dan akuntabilitas makin tinggi. Rakyat maunya wakil mereka nggak cuma hadir di gedung, tapi juga beneran 'hadir' di tengah masyarakat, mendengarkan, dan membawa aspirasi mereka ke meja perundingan. Bagaimana caranya agar keputusan yang diambil di Senayan itu benar-benar mencerminkan kebutuhan rakyat kecil, bukan cuma kepentingan kelompok atau golongan tertentu?

Mungkin di usianya yang ke-80 ini, DPR perlu sedikit ‘retrospeksi’ atau merenung. Sudahkah peran mereka optimal? Sudahkah kepercayaan publik terjaga? Sudahkah setiap kebijakan yang lahir benar-benar pro-rakyat? Ini pertanyaan-pertanyaan yang berat, memang. Tapi penting untuk terus diulang-ulang. Karena pada akhirnya, keberadaan DPR adalah untuk kita, rakyat Indonesia. Setiap kritik, setiap masukan, sejatinya adalah bentuk kepedulian agar lembaga ini bisa menjadi lebih baik lagi, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Selamat Ulang Tahun, DPR RI!

Jadi, selamat ulang tahun ke-80, DPR RI! Delapan dekade adalah perjalanan yang panjang, penuh dengan pasang surut, tawa, air mata, dan drama politik yang tak ada habisnya. Semoga di usia yang semakin matang ini, lembaga perwakilan rakyat kita bisa terus bertransformasi menjadi lebih baik, lebih responsif, lebih transparan, dan benar-benar jadi jembatan aspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan cuma gedung megah yang berdiri kokoh, tapi juga rumah harapan yang selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin menyuarakan isi hatinya. Semoga drama-drama politik makin berkurang, dan kerja nyata untuk kemajuan bangsa makin terlihat nyata di setiap sudut negeri.

Mari kita berharap, di tahun-tahun mendatang, DPR RI bisa terus menjadi pilar demokrasi yang kuat, mampu menjawab tantangan zaman, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Dirgahayu!