Ekonomi

Update Pangan Selasa, 2 Desember 2025: Harga Bawang Naik, Minyak Goreng Stabil

Azis - Tuesday, 02 December 2025 | 10:26 AM

Background
Update Pangan Selasa, 2 Desember 2025: Harga Bawang Naik, Minyak Goreng Stabil
Foto:/ Pixabay

INFOKBB.ID - Pada pembaruan terbarunya, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional merinci dinamika harga pangan yang terus berubah di berbagai daerah. Meski dirilis pada Selasa pukul 06.20 WIB, data tersebut sudah menggambarkan pergerakan harga secara nasional, mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang cukup berfluktuasi menjelang akhir tahun.

Di sektor hortikultura, beberapa jenis cabai kembali menunjukkan tren kenaikan. Cabai merah besar tercatat berada di kisaran Rp59.200 per kilogram, sementara cabai rawit hijau dipatok pada Rp52.400 per kilogram. Kedua komoditas ini mengalami perubahan harga yang kerap dipengaruhi oleh kondisi cuaca ekstrem dan distribusi dari sentra produksi ke pasar-pasar daerah.

Masih dalam kategori cabai, PIHPS menyoroti pergerakan harga yang semakin tajam pada komoditas cabai rawit merah, yang kini menyentuh angka Rp65.400 per kilogram. Komoditas ini seringkali menjadi pemicu inflasi pangan karena kenaikannya yang cepat saat pasokan terganggu. Di sisi lain, cabai merah keriting tercatat lebih tinggi sedikit, yakni mencapai Rp65.750 per kilogram, menjadikannya salah satu komoditas paling mahal dalam daftar laporan PIHPS.

Selain kelompok cabai, komoditas dapur lainnya juga menunjukkan variasi harga. Bawang merah yang menjadi kebutuhan harian masyarakat kini dihargai Rp48.900 per kilogram, sedangkan bawang putih berada di angka Rp39.500 per kilogram. Perubahan harga dua komoditas ini sering terjadi akibat pasokan impor, pola panen petani, serta peningkatan permintaan menjelang masa liburan.

PIHPS juga mencatat kondisi pasar telur yang relatif stabil. Telur ayam ras, yang selama ini menjadi salah satu sumber protein terjangkau bagi masyarakat, diperdagangkan pada harga Rp32.250 per kilogram. Meskipun demikian, beberapa daerah disebutkan mengalami fluktuasi kecil akibat permintaan dari sektor UMKM yang meningkat.



Pada kelompok beras, PIHPS merangkum harga berdasarkan kualitas yang beragam. Beras kualitas bawah I berada pada Rp14.350 per kilogram, sementara beras kualitas bawah II hanya terpaut tipis di angka Rp14.300 per kilogram. Harga jenis ini biasanya menjadi pilihan masyarakat di wilayah dengan tingkat konsumsi tinggi dan daya beli terbatas.

Untuk kualitas menengah, beras medium I dipasarkan dengan harga Rp15.850 per kilogram, sedangkan medium II berada di kisaran Rp15.700 per kilogram. Kedua jenis beras ini menjadi favorit rumah tangga karena keseimbangan antara kualitas dan harga yang ditawarkan. Adapun jenis premium beras super I menyentuh harga Rp17.100 per kilogram, sementara super II sedikit lebih rendah yakni Rp16.600 per kilogram, menunjukkan bahwa pilihan beras di pasar semakin beragam sesuai kebutuhan konsumen.

Di komoditas protein hewani, daging ayam ras terpantau berada pada angka Rp40.300 per kilogram, menjadikannya salah satu sumber protein yang masih cukup terjangkau. Sebaliknya, harga daging sapi kualitas I yang mencapai Rp140.850 per kilogram memperlihatkan tingginya biaya distribusi dan pasokan. Sementara itu, daging sapi kualitas II berada sedikit lebih rendah, yaitu Rp132.800 per kilogram, namun tetap menjadi salah satu komoditas premium di pasar nasional.

Tidak hanya itu, PIHPS turut memantau perkembangan harga komoditas pemanis. Gula pasir premium dijual pada angka Rp19.800 per kilogram, sementara gula pasir lokal sedikit lebih murah dengan harga Rp18.100 per kilogram. Kebutuhan terhadap gula meningkat pada musim-musim tertentu, terutama untuk industri makanan skala kecil hingga rumah tangga.

Di bagian minyak goreng, PIHPS melaporkan adanya perbedaan harga berdasarkan jenis kemasan. Minyak goreng curah ditawarkan dengan harga Rp18.750 per liter, masih menjadi pilihan utama pedagang kecil dan konsumen ekonomi menengah ke bawah. Untuk kemasan bermerek, minyak goreng bermerek I dipasarkan dengan harga Rp22.450 per liter, sedangkan merek II berada pada angka Rp21.500 per liter. Keduanya menjadi alternatif bagi konsumen yang mengutamakan kualitas dan keamanan kemasan.



Melihat dinamika harga tersebut, PIHPS mengimbau agar masyarakat tetap memantau pergerakan harga harian guna menyesuaikan kebutuhan belanja. Perubahan harga yang terjadi dinilai sebagai cerminan kondisi pasar yang dipengaruhi cuaca, permintaan, serta kelancaran distribusi komoditas di berbagai wilayah Indonesia. (*)