Tips

Kopi Indonesia: Lebih Dari Sekadar Minuman.

Selvi - Wednesday, 10 September 2025 | 02:53 PM

Background
Kopi Indonesia: Lebih Dari Sekadar Minuman.

 

INFOKBB.ID - Pagi-pagi buta, mata masih sayu, pikiran melayang entah ke mana. Lalu, aromanya menyeruak, mengusik indra penciuman, seolah berbisik, “Bangun, ada saya di sini.” Yup, aroma kopi. Di Indonesia, kopi bukan cuma minuman, tapi sudah jadi ritual, teman setia ngobrol, teman lembur, bahkan teman mikirin utang. Dari warung kopi pinggir jalan sampai kafe kekinian dengan nama yang susah dieja, kopi selalu ada, menemani setiap lapisan masyarakat.

Tapi, di balik kenikmatan pahit-manisnya, seringkali muncul bisik-bisik yang bikin kening berkerut: “Kopi itu bikin kolesterol naik, lho!” Hati langsung deg-degan. Mau melanjutkan seruputan jadi ragu, tapi mau berhenti rasanya kok ya hambar dunia ini. Nah, ini dia PR kita hari ini: menguliti tuntas hubungan antara kopi kesayangan kita dengan si kolesterol yang sering bikin pusing tujuh keliling. Apakah benar kopi ini biang keroknya? Atau jangan-jangan, kita salah paham?

Cinta Abadi Orang Indonesia dengan Kopi

Mari kita akui, orang Indonesia itu level cintanya sama kopi sudah di tahap bucin stadium akhir. Mau kopi tubruk yang ampasnya bikin gigi gremet-gremet, kopi saring ala Aceh, kopi jos arang dari Jogja, sampai latte art yang Instagramable abis, semua punya penggemarnya. Kopi sudah jadi bagian dari identitas sosial kita. Nongkrong tanpa kopi rasanya kurang afdal, rapat tanpa kopi mata gampang meredup, bahkan curhat masalah hidup tanpa kopi rasanya kurang syahdu. Kopi bukan sekadar minuman, tapi penunjang hidup, kalau kata anak muda sekarang. Ibaratnya, kalau tanpa kopi, rasanya ada yang hilang, seolah ada lubang menganga di pagi hari.

Kolesterol: Si Jahat (dan Si Baik) yang Sering Disalahpahami

Sebelum kita tuding-tuding kopi sebagai penjahat, mari kenalan dulu sama kolesterol. Jangan langsung parno kalau dengar kata ini, ya. Kolesterol itu sebenarnya zat lemak yang dibutuhkan tubuh kita untuk membangun sel-sel sehat. Masalahnya, ada dua jenis: LDL (Low-Density Lipoprotein) yang sering disebut “kolesterol jahat” karena bisa menumpuk di arteri dan menyebabkan penyumbatan, serta HDL (High-Density Lipoprotein) alias “kolesterol baik” yang membantu membersihkan LDL dari tubuh. Jadi, intinya, kita butuh kolesterol, tapi yang baik harus lebih banyak daripada yang jahat. Nah, sekarang pertanyaan besarnya: di mana posisi kopi dalam drama kolesterol ini?

Menguak Misteri: Apakah Kopi Betulan Bikin Kolesterol Naik?

Jawabannya, seperti banyak hal lain di dunia ini, tidak hitam-putih. Ini bukan film Hollywood yang jelas mana protagonis dan antagonisnya. Ada beberapa penelitian yang memang menemukan hubungan antara konsumsi kopi dengan peningkatan kolesterol, terutama LDL. Tapi, ada tapinya, nih! Kopi tidak seratus persen murni jadi biang keroknya. Ada beberapa faktor yang berperan:

1. Senyawa Diterpen: Biang Kerok Sebenarnya?

Kopi mengandung senyawa yang disebut diterpen, yaitu cafestol dan kahweol. Nah, kedua senyawa inilah yang dalam jumlah besar bisa memicu peningkatan kolesterol LDL. Tapi, tunggu dulu! Jumlah diterpen yang masuk ke tubuh sangat dipengaruhi oleh cara kita menyeduh kopi. Ini kuncinya!

2. Metode Seduh Itu Penting, Gaes!

  • Kopi yang Tidak Disaring (Unfiltered Coffee): Ini dia yang sering jadi kambing hitam. Kopi tubruk, French press, espresso, atau kopi rebusan ala tradisional yang ampasnya ikut diminum, cenderung memiliki kadar cafestol dan kahweol yang lebih tinggi. Karena tidak disaring, senyawa-senyawa diterpen ini langsung melenggang kangkung masuk ke cangkir kita. Kalau kamu doyan ngopi tubruk atau French press bergelas-gelas setiap hari, ya ada kemungkinan kolesterolmu sedikit terpengaruh.
  • Kopi yang Disaring (Filtered Coffee): Nah, kalau yang ini beda cerita. Kopi drip, V60, Chemex, atau Aeropress, yang menggunakan kertas filter, ternyata jauh lebih aman. Kertas filter itu ibarat penjaga gerbang yang pintar, ia menyaring sebagian besar diterpen, sehingga kopi yang kita minum jauh lebih rendah kandungan cafestol dan kahweol-nya. Jadi, ngopi V60 atau Chemex itu bukan cuma buat gaya-gayaan aja, tapi juga ada manfaat kesehatannya!

3. Bukan Kopi Hitamnya, Tapi Teman-temannya!

Ini nih yang sering kita lupakan! Berapa banyak dari kita yang ngopi hitam polosan tanpa tambahan apa-apa? Jujur aja, sebagian besar dari kita doyan nambah gula, susu kental manis, krimer, atau sirup aneka rasa yang manisnya minta ampun. Nah, tambahan-tambahan inilah yang seringkali jadi biang keladi sebenarnya di balik lonjakan kolesterol dan gula darah. Susu full cream, gula berlebihan, itu semua punya andil besar dalam menaikkan kadar lemak dan kalori, bukan kopi hitamnya. Jadi, jangan salah sangka ya, yang salah itu bukan kopinya, tapi si gula dan krimer yang manja itu!

4. Segala Sesuatu yang Berlebihan Itu Nggak Baik

Meskipun kopi saring relatif aman, bukan berarti kamu bisa minum sepuluh gelas sehari, ya. Ingat, dosis itu penting. Konsumsi kafein berlebihan juga bisa menimbulkan efek samping lain seperti jantung berdebar, susah tidur, atau cemas. Jadi, moderation is the key, seperti pepatah bilang.

Jadi, Kopi Itu Baik atau Jahat Dong?

Kopi itu ibarat dua sisi mata uang. Selain potensi (kecil) menaikkan kolesterol kalau salah seduh, kopi juga punya segudang manfaat, lho! Kopi kaya akan antioksidan, yang baik untuk melawan radikal bebas dalam tubuh. Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa konsumsi kopi moderat bisa menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, penyakit Parkinson, dan beberapa jenis kanker. Kopi juga bisa meningkatkan mood, fokus, dan kinerja fisik. Lumayan kan, untuk segelas minuman yang bikin melek ini?

Tips Ngopi Anti-Khawatir Kolesterol

Oke, setelah panjang lebar, sekarang gimana dong biar kita bisa ngopi enak tanpa khawatir kolesterol naik? Gampang kok, ada beberapa tips praktis yang bisa kamu coba:

  • Pilih Metode Seduh yang Tepat: Prioritaskan kopi saring (drip, V60, Aeropress, Chemex) daripada tubruk atau French press, terutama kalau kamu punya riwayat kolesterol tinggi atau memang doyan ngopi banyak.
  • Ngopi Hitam Aja: Coba deh sesekali ngopi hitam tanpa gula atau susu. Selain lebih sehat, kamu jadi bisa lebih menghargai rasa asli dari biji kopinya. Dijamin seru!
  • Batasi Gula dan Krimer: Kalau memang nggak bisa hidup tanpa manis, batasi jumlah gula dan krimer. Atau, coba ganti dengan pemanis alami atau susu rendah lemak.
  • Perhatikan Porsi: Jangan kalap. 2-3 cangkir kopi sehari biasanya masih dalam batas aman bagi kebanyakan orang dewasa.
  • Dengarkan Tubuhmu: Setiap orang punya respons yang berbeda terhadap kopi. Kalau kamu merasa ada yang nggak beres setelah ngopi, coba kurangi atau konsultasi dengan dokter.
  • Gaya Hidup Sehat Lainnya: Kopi cuma satu bagian kecil dari puzzle kesehatanmu. Jangan lupa untuk tetap menjaga pola makan sehat, rajin olahraga, dan kelola stres dengan baik. Itu jauh lebih penting daripada cuma fokus ke kopi.

Kesimpulan: Kopi Bukan Musuh!

Pada akhirnya, kopi bukanlah monster yang harus kita takuti gara-gara isu kolesterol. Dengan pemilihan metode seduh yang tepat dan porsi yang wajar, kopi bisa jadi teman setia yang menyehatkan sekaligus menyenangkan. Jangan sampai mitos yang tidak sepenuhnya benar membuatmu kehilangan salah satu kenikmatan hidup. Jadi, sikat saja kopimu, tapi dengan bijak ya. Kolesterol itu memang penting, tapi jangan sampai bikin hidup kita jadi rempong dan parno terus-terusan. Ngopi santai, hidup sehat, pikiran senang!***