Saksi Keanggunan Putri Sunda: Indahnya Nikah Adat!
Selvi - Tuesday, 05 August 2025 | 11:07 AM


INFOKBB.ID - Pernah nggak sih kamu merasa seperti sedang menyaksikan adegan dari sebuah dongeng, di mana seorang putri kerajaan muncul dengan segala keanggunan dan pesonanya? Nah, kalau di tanah Pasundan, kamu nggak perlu jauh-jauh mencari dongeng. Cukup datang ke pesta pernikahan adat Sunda, dan bersiaplah untuk terpukau!
Jujur saja, dari sekian banyak tradisi pernikahan di Indonesia, ada satu elemen yang selalu berhasil bikin aku melongo dan berdecak kagum: Adat Siger Sunda. Bayangin deh, seorang calon pengantin wanita dengan riasan paes yang khas, balutan kebaya brokat yang anggun, dan yang paling mencuri perhatian, sebuah mahkota emas keperakan menjulang di atas kepalanya. Itu dia, Siger Sunda. Bukan cuma sekadar aksesori, tapi lebih dari itu, sebuah identitas, sebuah mahkota yang seolah menahbiskan pemakainya sebagai bidadari dari kayangan yang turun ke bumi.
Siger: Lebih dari Sekadar Mahkota, Sebuah Jiwa yang Bersemayam
Bicara soal Siger, kita nggak bisa cuma melihatnya sebagai perhiasan kepala. Ada sejarah, filosofi, dan doa yang melekat pada setiap lekukannya. Bentuknya yang khas, mirip dengan tanduk kerbau atau daun keladi yang merekah, seringkali diartikan sebagai simbol kemakmuran, kesuburan, dan keagungan. Warnanya yang didominasi keemasan atau perak berkilauan, memancarkan aura kemewahan sekaligus kesucian.
Sejauh yang aku tahu, Siger ini udah ada sejak zaman dulu kala. Konon, inspirasinya diambil dari mahkota yang dikenakan oleh Dewi Sri, dewi kesuburan dalam mitologi Sunda. Jadi, ketika seorang perempuan mengenakan Siger, ia bukan hanya tampil cantik, tapi juga membawa harapan akan kehidupan rumah tangga yang makmur, subur rezekinya, dan dipenuhi berkah. Wah, berat juga ya beban Siger ini, hehehe.
Tapi seriusan deh, keberadaan Siger di kepala pengantin wanita Sunda itu ibaratnya penentu "nilai jual" keseluruhan penampilannya. Tanpa Siger, rasanya kayak ada yang kurang. Ibarat nasi padang tanpa rendang, atau kopi tanpa gula. Kurang nendang!
Prosesi dan Detail di Balik Keagungan Siger
Mengenakan Siger itu nggak semudah pakai bando, lho. Ada prosesi dan detail yang cukup rumit di baliknya. Sebelum Siger bertengger megah, ada tahapan rias wajah yang disebut paes. Riasan ini punya pakemnya sendiri, dengan alis yang dibentuk seperti tanduk kijang dan titik-titik hitam di dahi yang disebut godeg. Semua itu dirancang untuk mempertegas kecantikan alami pengantin, sekaligus mempertegas karakter wajah agar Siger bisa terlihat semakin menonjol.
Setelah paes selesai, barulah Siger dipasang. Biasanya, Siger akan ditopang oleh rambut yang disasak dan ditata sedemikian rupa agar kuat menopang bobot mahkota. Lalu, Siger ini juga nggak berdiri sendiri. Dia ditemani oleh berbagai aksesori lain yang melengkapi, seperti untaian melati yang menjuntai indah, dinamakan ronce melati, serta beberapa bunga melati yang disematkan di dahi pengantin, yang disebut kembang tanjung. Ada juga hiasan-hiasan kecil lainnya yang makin bikin detailnya paripurna.
Buat aku, salah satu yang paling menarik dari Siger adalah bagaimana ia berhasil memadukan kemewahan dan kesederhanaan secara bersamaan. Meskipun bentuknya besar dan mencolok, Siger tetap terlihat anggun dan nggak norak. Justru, dia menonjolkan aura yang murni dan berwibawa, jauh dari kesan glamor yang berlebihan. Ini yang bikin aku selalu salut sama kearifan lokal Sunda.
Siger di Tengah Arus Modernisasi: Antara Tradisi dan Kreasi
Di era digital seperti sekarang, di mana tren datang dan pergi begitu cepat, banyak tradisi yang pelan-pelan terkikis. Tapi Siger? Rasanya kok beda ya. Aku sering banget melihat pengantin muda Sunda, dari yang tinggal di kota besar sampai pelosok desa, tetap memilih untuk mengenakan Siger di hari pernikahan mereka. Ini menunjukkan bahwa Siger bukan cuma sekadar simbol masa lalu, tapi juga menjadi harga mati bagi identitas Sunda itu sendiri.
Tentu saja, nggak dipungkiri kalau ada juga upaya modifikasi. Beberapa desainer pernikahan atau perias terkadang mencoba memberikan sentuhan modern pada Siger, misalnya dengan material yang lebih ringan, atau detail yang lebih minimalis. Tapi hebatnya, esensi dari Siger itu sendiri nggak pernah hilang. Bentuk dasarnya tetap dipertahankan, dan filosofi di baliknya juga tetap dijunjung tinggi.
Bahkan, saking kuatnya pesona Siger, beberapa pengantin dari luar suku Sunda pun terkadang memilih adat Sunda untuk pernikahannya, hanya demi bisa merasakan sensasi mengenakan mahkota ini. Ini sih bukti nyata bahwa Adat Siger Sunda sudah berhasil menembus batas-batas kesukuan dan menjadi bagian dari khazanah budaya Indonesia yang patut dibanggakan.
Menurutku, ini adalah sebuah kemenangan kecil bagi pelestarian budaya. Di tengah gempuran budaya pop global, Siger tetap tegak berdiri, membuktikan bahwa tradisi lama bisa tetap relevan, bahkan menjadi tren tersendiri. Ini membuktikan bahwa keindahan dan makna dari sebuah warisan budaya itu nggak bakal ada matinya.
Sebuah Pengingat Akan Jati Diri
Pada akhirnya, Siger Sunda bukan hanya tentang riasan wajah atau perhiasan kepala yang indah. Ia adalah sebuah pengingat akan jati diri, akar budaya yang dalam, dan warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Ketika seorang perempuan mengenakan Siger, ia bukan hanya menjadi ratu sehari, tapi juga menjadi duta yang membawa pesan tentang keagungan budaya Sunda.
Buat kita yang hidup di zaman sekarang, melihat Siger Sunda itu seperti melihat sebuah cermin. Cermin yang memantulkan keindahan masa lalu, sekaligus harapan untuk masa depan. Semoga saja, pesona Siger ini akan terus lestari, diteruskan dari generasi ke generasi, sehingga anak cucu kita kelak juga bisa merasakan bangganya menjadi bagian dari keindahan Adat Siger Sunda yang tiada duanya ini. Dan semoga, setiap pengantin yang mengenakan Siger, benar-benar bisa merasakan aura "bidadari dari kayangan" yang begitu kental itu. Amin! ***
Next News

Klarifikasi Kepala BGN soal Video Golf yang Viral di Media Sosial
38 minutes ago

Banyak Ditanya Pekerja, Kapan UMP 2026 Ditetapkan?
an hour ago

KDM Perkuat Tata Ruang Jabar demi Keselamatan Lingkungan dan Warga
2 hours ago

Persib Siap Bangkit di GBLA, Hodak Harap Dukungan Penuh Bobotoh
2 hours ago

Jadwal SIM Keliling Bandung Barat dan Cimahi Hari ini Jumat, 19 Desember 2025
6 hours ago

Jeje Ritchie Ismail Terbitkan SE Wisata Aman Hadapi Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
a day ago

Abah Imang Tolak Rp1 Miliar Demi Pohon Rasamala, Dedi Mulyadi Kucurkan Dana Rp3 Miliar
a day ago

Laga Dramatis! Real Madrid Kalahkan Talavera 3-2 dan Lolos 16 Besar
a day ago

Ferry Irwandi Terharu Lihat Panen Cabai Hidupkan Ekonomi Pascabanjir Aceh Tengah
2 days ago

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tanggapi Viral Lansia Dievakuasi Pakai Ekskavator di Bandung Barat
2 days ago


