INFOKBB.ID - Instagram, platform milik Meta, memperkenalkan fitur perlindungan baru bagi akun-akun yang dikelola orang dewasa dan rutin menampilkan konten anak-anak.

‎Fitur ini diumumkan melalui blog resmi perusahaan, sebagaimana dilaporkan oleh TechCrunch, Rabu (23/7). 

‎Seperti dikutip Infokbb.id dari Antaranews, Nantinya, akun-akun tersebut akan secara otomatis dimasukkan ke dalam pengaturan pesan paling ketat guna mencegah masuknya pesan yang tidak diinginkan.

‎Akun yang dimaksud meliputi akun milik orang tua yang kerap membagikan foto atau video anak-anak mereka, serta akun milik manajer bakat yang mewakili anak di media sosial.

‎"Meskipun sebagian besar akun ini digunakan untuk tujuan yang tidak berbahaya, ada pula pihak yang menyalahgunakannya dengan meninggalkan komentar bernada seksual atau meminta gambar tidak senonoh melalui DM, yang jelas melanggar aturan kami," tulis Meta dalam pernyataannya.

‎Sebagai langkah tambahan, Instagram juga akan mengaktifkan fitur "Hidden Words" untuk memfilter komentar yang bersifat ofensif atau tidak pantas.

‎Meta juga menyatakan tengah berupaya mencegah orang dewasa mencurigakan misalnya, yang pernah diblokir oleh remaja agar tidak bisa menemukan akun yang menampilkan anak-anak. Orang dewasa dengan riwayat mencurigakan juga tidak akan direkomendasikan ke akun-akun tersebut, baik melalui fitur rekomendasi maupun pencarian di Instagram.

‎Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Meta dalam meningkatkan keamanan anak di dunia digital, sekaligus merespons kekhawatiran atas dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak dan remaja.

‎Perubahan ini akan berdampak besar pada akun-akun keluarga, vlogger, serta orang tua yang mengelola akun anak-anak yang menjadi influencer. Mereka akan menerima notifikasi di bagian atas Feed sebagai pengingat bahwa pengaturan keamanan akun telah diperbarui dan perlu ditinjau ulang.

‎Dalam komitmennya memberantas eksploitasi seksual anak di platformnya, Meta mencatat telah menghapus hampir 135.000 akun Instagram yang melakukan seksualisasi terhadap anak. Selain itu, sekitar 500.000 akun terkait di Instagram dan Facebook juga telah dihapus untuk memastikan tindakan tegas terhadap pelaku. ***

‎

‎